January 9, 2024 Batas Laut Kalimantan Batas Laut Kalimantan – Halaman ini berisi artikel tentang wilayah Indonesia di pulau bernama sama. Untuk tempat lain yang bernama sama, lihat Kalimantan. Untuk tempat lain yang bernama sama, lihat Kalimantan (disambiguasi). Kalimantan adalah sebuah wilayah di Pulau Kalimantan yang berada di bawah pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Wilayah Kalimantan berbatasan dengan Sabah dan Sarawak di sebelah utara, sedangkan di sebelah barat berbatasan dengan Selat Karimata, di sebelah selatan berbatasan dengan Laut Jawa, dan di sebelah timur berbatasan dengan Selat Makasar dan Laut Sulawesi. . Sebelum pemekaran pada tahun 1957, wilayah ini merupakan wilayah administratif/provinsi dengan Banjarmasin sebagai ibu kotanya. Batas Laut Kalimantan Pada zaman kerajaan dan Hindia Belanda, “Kalimantan” bisa merujuk pada seluruh pulau yang disebut Kalimantan yang mencakup Sabah, Sarawak, Brunei, dan wilayah Kalimantan di Hindia Belanda. Dalam surat Pangeran Tamjillah dari Kerajaan Banjar kepada Kedutaan Besar Belanda di Banjarmasin pada tahun 1857, ia menyebut nama “Pulau Kalimantan”, bukan “Pulau Kalimantan”. Hal ini menunjukkan bahwa nama “Kalimantan” oleh penduduk setempat lebih umum digunakan dibandingkan nama “Kalimantan” yang digunakan oleh pemerintah Hindia Belanda. Ketika Inggris tiba di Kalimantan, Inggris memisahkan Sabah, Sarawak, dan Brunei dari Kalimantan. Ketika Sabah dan Sarawak dimasukkan ke dalam Malaysia, seluruh pulau tersebut dikenal sebagai Kalimantan. Hingga saat ini Pulau Kalimantan lebih dikenal dengan sebutan “Borneo” daripada “Kalimantan”, dan kata “Kalimantan” sendiri lebih sering diterjemahkan merujuk pada wilayah “Pulau Kalimantan” yang dimiliki oleh Indonesia. Namun tidak digunakan di Indonesia, dimana istilah “Kalimantan” mengacu pada seluruh pulau dan secara khusus wilayah Indonesia. Pengaturan Hukum Terhadap Batas Landas Kontinen Antara Indonesia Dan Malaysia Di Gosong Niger Asal usul nama Kalimantan tidak begitu jelas. Istilah Kelantan digunakan di Sarawak untuk merujuk pada sekelompok orang yang makan sagu di wilayah utara pulau. Menurut Crowfurd, kata Kalimantan adalah nama sejenis mangga (Mangifera) sehingga Pulau Kalimantan adalah pulau mangga, namun ia menambahkan kata tersebut berbau dongeng dan tidak populer. Mangga lokal bernama klemantan ini masih banyak ditemukan di desa-desa di sekitar Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Menurut C. Hose dan Mac Dougall, “Kalimantan” berasal dari nama enam kelompok suku setempat, yaitu Iban (Dayak Laut), Kayan, Kenyah, Klemantan (Dayak Pedalaman), Murut, dan Punan. Dalam esainya Manusia Alam, Catatan dari Kalimantan (1926), Hose menjelaskan bahwa Klemantan adalah nama baru yang digunakan orang Melayu. Namun menurut Slamet Muljana, kata Kalimantan bukanlah kata asli Melayu melainkan kata serapan seperti Malaya, kata Melayu yang berasal dari India (malaya artinya gunung). Pkp Kalimantan Barat Pendapat lain mengatakan Kalimantan atau Klemantan berasal dari bahasa Sansekerta, Kalamanthana, yaitu pulau yang udaranya sangat panas atau terbakar (kal[a]: waktu, musim dan manthan[a]: membakar). Karena vokal a dalam kala a manthana tidak diucapkan secara tradisional, Kalamanthana diucapkan Kalmantan, kemudian disebut oleh penduduk asli Klemantan atau Quallamontan, yang akhirnya terungkap sebagai Kalimantan. Terdapat tiga kerajaan besar (utama) di pulau ini, yaitu Kalimantan (Brunei/Barune), Succadana (Tanjungpura/Bakulapura), dan Banjarmasin (Bumi/Nusa Kencana). Penduduk wilayah timur pulau ini menyebutnya Pulu K’lemantan, Sepanjang sejarahnya, Kalimantan juga dikenal dengan nama lain. Kerajaan Singasari misalnya menyebutnya dengan “Bakulapura” yang merupakan wilayah jajahannya di barat daya Kalimantan. Bakula dalam bahasa Sansekerta berarti pohon tanjung (Mimusops elengi) sehingga Bakulapura mendapat nama Melayu “Tanjungpura” yang berarti tanah/pulau pohon tanjung, yaitu nama kerajaan Tanjungpura yang sering dijadikan nama pulau. Sedangkan Kerajaan Majapahit dalam Kakawin Nagarakretagama yang ditulis tahun 1365 menyebutnya “Tanjungnagara” yang juga mencakup Kepulauan Filipina seperti Saludung (Manila) dan Kepulauan Sulu. Hikayat Banjar merupakan kronik kuno Kalimantan Selatan yang bab terakhirnya ditulis pada tahun 1663, namun naskah Hikayat Banjar sendiri berasal dari naskah berteks Melayu tua pada masa kerajaan Hindu, dimana menyebut pulau di Kalimantan dengan nama Melayunya yaitu pulau “Hujung Yuta”. Istilah Hujung Tanah muncul berdasarkan bentuk geomorfologi wilayah Kalimantan Selatan pada zaman dahulu yang berupa semenanjung yang terbentuk dari rangkaian Pegunungan Meratus dengan daratan berakhir di Tanjung Selatan yang menjorok ke Laut Jawa. Keadaan ini mirip dengan bentuk ujung Semenanjung Malaka yaitu Negara Bagian Johor yang sering disebut “Ujung Tanah” dalam naskah-naskah Melayu kuno. Semenanjung Hujung Tanah ini bertabrakan dengan wilayah Majapahit di Jawa Timur, sehingga kemudian mendapat nama Tanjungnagara yang artinya pulau/semenanjung yang berbentuk semenanjung. Belum Semua Batas Maritim Indonesia Ditentukan, Klaim Zee Bisa Tumpang Tindih Sebutan “Nusa Kencana” adalah nama Pulau Kalimantan dalam naskah-naskah Jawa kuno seperti ramalan Prabu Jayabaya pada masa kerajaan Kadiri (Panjalu), tentang penguasaan tanah Jawa oleh Jepang dari negaranya. . Alamat Nusa Kencana (Bumi Kencana) Hal ini sudah dibuktikan sebelumnya, ketika melintasi pulau Jawa, tentara Jepang saat itu menguasai ibu kota Kalimantan yaitu Banjarmasin. Nusa Kencana sering digambarkan sebagai Tanah Sabrang, yang merupakan perwujudan Tanah Lanka kuno tempat tinggal para raksasa di seluruh Tanah Jawa. Di Tanah Sabrang, Tanah Dayak disebutkan dalam Serat Maha Parwa. Raden Paku (yang kemudian dikenal dengan nama Sunan Giri) konon merupakan penyebar agama Islam di Pulau Banjar, demikian juga diketahui masyarakat Gowa, Selaparang (Lombok), Sumbawa dan Bima karena kerajaan-kerajaan tersebut mempunyai hubungan bilateral di Kesultanan Banjar; “Jawa Besar” adalah nama Marco Polo, penjelajah Italia Dan “Jaba Daje” berarti “Jawa Utara (dari pulau Madura) sebagaimana orang Madura menyebut pulau Kalimantan baru pada abad ke-20. Pada sensus BPS tahun 2010, suku-suku di Kalimantan Indonesia dikelompokkan menjadi tiga, yaitu suku Dayak Indonesia (268 subetnis), suku Melayu, dan suku lain dari Kalimantan (non-Dayak dan non-Melayu). Batasan2 Daratan Dan Lautan Pulau Jawa Kalimantan Sulawesi Sumatra Papua Suku Melayu mendiami wilayah Kalimantan Barat, khususnya wilayah pesisir. Suku Banjar menduduki Kalimantan Selatan dan menyebar ke Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Suku Bugis dapat ditemukan di sepanjang pesisir pantai Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Barat. Suku Kutai, Berau, Paser, Tung dan Bulungan juga mendiami pesisir Kalimantan Timur. Suku Dayak menempati pedalaman Kalimantan. Banyak orang Tionghoa yang tinggal di Kalimantan Barat, terutama di perkotaan seperti Singkawang dan Pontianak. Program penjajahan pada masa Hindia Belanda dan program transmigrasi sejak masa Orde Baru juga memberikan pengaruh yang besar terhadap demografi Kalimantan. Suku pendatang yang terdapat di Kalimantan adalah suku Jawa, Sunda, Banten, Madura, Sundan, Bali, Sasak (Lombok), Flores, dan Adonara. Faktanya, banyak kota-kota di Pulau Kalimantan yang secara politis diduduki oleh sebagian besar suku pendatang seperti Tionghoa-Hakka (Singkawang), Jawa (Balikpapan, Samarinda), Bugis (Balikpapan, Samarinda, Pagatan, Nunukan, Tawau) dan lain-lain. Suku pendatang ini berusaha memasukkan unsur budayanya karena beberapa alasan, padahal mereka tidak mempunyai wilayah adat dan tidak diakui sebagai suku asli di Kalimantan, meskipun keberadaannya sudah lama hadir di pulau ini. Suku Bugis merupakan suku pendatang pertama yang menetap, bergabung dan mempunyai ikatan sejarah dengan kerajaan Melayu (baca: kerajaan Islam) di Kalimantan. Dahulu suku Bugis mengangkat seorang panglima adat di pulau Nunukan yang menimbulkan reaksi dari lembaga adat suku asli tersebut. Tari Rindang Kemantis merupakan gabungan tarian yang mengambil unsur seni dari beberapa suku di Balikpapan seperti Banjar, Dayak, Bugis, Jawa, Padang dan Sunda. Kota Sampit pernah dianggap sebagai Sampang ke-2. Wali Kota Singkawang yang beretnis Tionghoa membangun patung singa di tengah kota Singkawang, seekor naga khas budaya Tionghoa yang biasa ditempatkan atau dipuja di kuil-kuil. Pembangunan patung naga ini melambangkan hegemoni politik ECI terhadap etnis Tionghoa di Indonesia dengan mengabaikan keberadaan etnis pribumi di Singkawang sehingga memicu protes dari Front Pembela Islam, Front Pembela Melayu dan aliansi LSM. Memperkuat dominasi politik ECI merupakan upaya menghidupkan kembali negara Lan Fang Aktivitas Perikanan Di Daerah Perbatasan Kalimantan Utara Dalam budaya Kalimantan, sifat naga sering disandingkan dengan sifat tanduk gading yang melambangkan keselarasan alam ganda, dunia atas dan dunia bawah. Seorang tokoh suku pendatang menulis artikel yang menyinggung etnis Melayu. Namun ada pula kebudayaan suku Kalimantan yang merupakan hasil adaptasi, budidaya, asimilasi, perpaduan dan penggabungan unsur budaya dari luar, misalnya sarung Samarinda, sarung Pagatan, wayang kulit Banjar, benang plasenta (batik Dayak Ngaju), apik ( Batik Dayak Kenyah). ), tap dance dan lain-lain. Kebudayaan Kalimantan pada dasarnya terbagi menjadi budaya pedalaman dan budaya pesisir. Atraksi kedua budaya ini ditampilkan setiap tahunnya dalam Borneo Festival yang diikuti oleh empat negara bagian Kalimantan secara bergiliran di masing-masing negara bagian. Menempati wilayah Kalimantan, khususnya di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara dan sedikit di Kalimantan Selatan. Letak Dan Batas Wilayah Indonesia Orang Jawa transmigran kebanyakan tinggal di desa-desa di kawasan transmigrasi se-Kalimantan. Ada pula orang Jawa perantauan yang juga tersebar di perkotaan Kalimantan. Tersebar terutama di Kalimantan Barat namun juga banyak di wilayah lain di Kalimantan, di perkotaan dan kawasan transmigrasi. Menempati wilayah perkotaan dan sering mengisi jabatan birokrasi dan sebagian di pedalaman sering bekerja sebagai penambang atau buruh sawit. Suku lain yang tidak masuk 10 besar antara lain Tung, Buton, Mandar, Makassar, Minahasa/Manado, Bali, Bawean, Sasak/Lombok, Arab, Flores, Manggarai, Gorontalo, Minangkabau, Melayu Bulungan, Minang dan lain-lain. Kondisi Geografis 6 Pulau Kota Balikpapan · Kota Banjarbaru · Kota Banjarmasin · Kota Bontang · Kota Nusantara · Kota Palangka Raya · Kota Pontianak · Kota Samarinda · Kota Singkawang · Kota Tarakan Tahukah Anda seberapa besar Indonesia? Penjelasan mengenai batas wilayah Indonesia baik di darat, laut, dan udara dapat dilihat pada artikel Geografi Kelas 11 berikut ini. Bagaimana jika mantan Menteri Perikanan dan Kelautan Indonesia, Ibu Susi Pudjiastuti, suka menenggelamkan kapal pencuri ikan dari negara lain yang melintasi perbatasan kita? Selain itu penangkapan ikan merupakan tindakan pencurian Yang dilarang oleh undang-undang, di wilayah tersebut mereka juga tidak diperbolehkan mencuri ikan dan memasuki wilayah kedaulatan negara kita tanpa izin. Mari kita belajar tentang batas-batas negara kita, agar kalian bisa lebih mencintai dan mengenal negara Indonesia tercinta ini. Terbaru Daftar Pintu Masuk Wilayah Indonesia Melalui Bandara Udara, Pelabuhan Laut Dan Pos Lintas Batas Negara Tahukah kamu kalau Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia lho! Menurut Badan Informasi Geospasial, luas wilayah Indonesia sekitar 5.180.053 km2 dan memiliki 17.499 pulau. Secara umum wilayahnya berupa perairan Peta batas laut indonesia, batas batas wilayah laut, batas perairan laut, batas laut suatu negara, batas wilayah kalimantan barat, batas laut, laut kalimantan, batas laut sumatera, batas wilayah kalimantan tengah, batas perairan laut indonesia, batas wilayah kalimantan, batas batas pulau kalimantan News