June 8, 2024 Presiden PBNU Rasmus Paludan Menyebut Pembakaran Alquran Sebagai Tindakan Keterlaluan. JAKARTA – Presiden PBNU Yahya Chelil Stakov menyesalkan sikap politikus sayap kanan Swedia-Denmark Rasmus Paludan yang kembali membakar Alquran. Gus Yahya melihat Paludan hanya sebagai manusia putus asa yang kehilangan akal sehatnya karena menganggap kekalahan sebagai hal yang tak terelakkan karena kebanggaan akan identitas dirinya. “Apapun penyebabnya, dia ditakdirkan. Mari kita tunggu Rasmus Paludan runtuh dengan segala cita-citanya atau terus duduk dan menikmati penghormatan iman kita sampai dia sadar dan berada di jalan yang benar.” kata Yahya, Minggu ( Januari 2023).29) demikian dalam keterangan yang diterima. ). Paludan dikabarkan kembali membakar salinan Alquran pada Jumat (27/1/2023) waktu setempat. Sebuah Alquran dibakar di depan masjid dan kedutaan Turki di Kopenhagen, Denmark. “Masjid ini tidak punya tempat di Denmark,” kata Paludan langsung di halaman Facebook-nya. Menurut Gus Yahya, kitab-kitab kaum muslimin dibakar, padahal yang jelas itu tidak berarti sama sekali karena ulah Alquran. Perbuatan Paludan sia-sia. Ketika mencoba memalingkan orang dari Al-Qur’an, tindakan Paludan membangkitkan rasa penasaran orang-orang yang tidak mengetahui isi Al-Qur’an. Al-Qur’an bukan tanggung jawab Turki jika dimaksudkan untuk melampiaskan kemarahan terhadap Turki, kata Gus Yahya. “Jika dia mencoba mendesak Eropa kulit putih untuk bersatu melawan Islam, tindakannya telah memprovokasi orang Eropa di luar kelompoknya untuk melawannya,” kata Gus Yaya. Gus Yahya mengomentari tindakan Paludan, menyatakan bahwa jika terjadi konflik global, tidak ada kelompok yang bisa menang, termasuk Paludan. News