May 24, 2024 Pemilihan Lokasi Industri Yang Didasarkan Biaya Angkutan Terendah Dikemukakan Pemilihan Lokasi Industri Yang Didasarkan Biaya Angkutan Terendah Dikemukakan – Pertimbangan utama dalam menentukan lokasi industri alternatif adalah pentingnya biaya rendah. Pada prinsipnya, beberapa teori lokasi ini harus menyediakan lokasi yang optimal, yaitu lokasi yang optimal dan efisien secara ekonomis. Berikut adalah penjelasan dari berbagai teori tersebut: a. Teori lokasi industri Alfred Weber (industrial site theory) Teori ini dimaksudkan untuk menentukan suatu lokasi industri dengan mempertimbangkan risiko atau biaya yang paling kecil dengan asumsi sebagai berikut: 1) Area yang digunakan sebagai lokasi industri memiliki: topografi, iklim dan populasi relatif h 2) Sumber daya atau bahan baku yang dibutuhkan berlimpah. 3) Upah tenaga kerja didasarkan pada ketentuan pokok tertentu, seperti Upah Minimum Regional (UMR). 4) Hanya ada satu jenis alat transportasi. 5) Biaya pengiriman ditentukan berdasarkan jarak pengiriman dan jarak pengiriman. 6) Adanya persaingan antar kegiatan industri. 7) Masyarakat di daerah masih berpikir rasional. Jika persyaratan ini terpenuhi, teori lokasi industri Alfred Weber dapat digunakan. Kami menggunakan tiga faktor (penentu variabel) dalam analisis teoritisnya, yaitu titik material, titik kerucut kerja. Ketiga poin (faktor) ini diukur dari segi biaya transportasi. Berdasarkan hal di atas, penggunaan teori Weber ditunjukkan pada gambar di bawah ini: (a) (b) (c) Segitiga Weber dalam menentukan lokasi industri (Sumber: Popular Science, 2000) Definisi: M = pasar P = lokasi dengan biaya terendah. R1, R2 = raw material Gambar (a): jika ongkos angkut hanya berdasarkan jarak. (b) : jika biaya pengangkutan bahan mentah lebih mahal daripada produk industri. (c): jika biaya pengangkutan bahan mentah lebih murah daripada produk industri. B. Teori lokasi industri terbaik menurut Losch Teori ini didasarkan pada permintaan, sehingga dalam teori ini diasumsikan bahwa lokasi pabrik atau industri yang terbaik adalah jika dapat menguasai wilayah pemasaran yang luas maka pendapatan yang dapat diperoleh paling besar. Untuk membangun teori ini, Losch juga membuat kerucut di tempat yang topografinya datar atau homogen, jika disediakan oleh pusat (industri). Semakin jauh dari pusat industri, volume penjualan semakin rendah, harga semakin tinggi, karena biaya transportasi meningkat. Berdasarkan teori ini, mereka akan mencari tempat dimana mereka bisa menguasai wilayah pasar yang paling luas. Selain itu, mereka ingin wilayah pasar mereka terkait dengan wilayah pemasaran mereka yang menghasilkan barang yang sama, karena dapat mengurangi pendapatan mereka. Oleh karena itu, pendirian bantalan pabrik dilakukan secara seragam dan berkesinambungan hingga berbentuk heksagonal. C. Teori penurunan berat badan dan biaya transportasi (teori penurunan berat badan dan biaya transportasi) Fokus utama dalam menentukan lokasi industri alternatif adalah penekanan pada biaya transportasi yang rendah. Pada prinsipnya, beberapa teori lokasi ini harus memberikan penentuan lokasi yang optimal, yaitu lokasi yang optimal dan efisien secara ekonomis. Berikut adalah penjelasan dari berbagai teori tersebut: a. Teori lokasi industri (industrial location theory) oleh Alfred Weber Teori ini bertujuan untuk menentukan suatu lokasi industri yang mempertimbangkan biaya atau resiko biaya yang paling rendah, dengan asumsi sebagai berikut: 1) Areal yang akan dijadikan lokasi industri adalah: topografi, iklim dan penduduk yang relatif homogen. 2) Sumber daya atau bahan baku yang diperlukan mencukupi. 3) Upah tenaga kerja didasarkan pada ketentuan pokok tertentu, seperti Upah Minimum Regional (UMR). 4) Hanya ada satu jenis alat transportasi. 5) Biaya pengiriman ditentukan berdasarkan jarak pengiriman dan jarak pengiriman. 6) Adanya persaingan antar kegiatan industri. 7) Masyarakat di daerah masih berpikir rasional. Jika persyaratan ini terpenuhi, teori lokasi industri Alfred Weber dapat digunakan. Weber menggunakan tiga faktor (variabel penentu) dalam analisis teoritisnya, yaitu titik material, titik konsumsi dan titik kerja. Ketiga poin (faktor) ini diukur dari segi biaya transportasi. Berdasarkan asumsi di atas, penggunaan teori Weber tampak pada gambar berikut: Pemilihan Lokasi Industri Yang Didasarkan Biaya Angkutan Terendah Dikemukakan (a) (b) (c) Segitiga Weber dalam menentukan lokasi industri (Sumber: Popular Science, 2000) Definisi: M = pasar P = lokasi dengan biaya terendah. R1, R2 = raw material Gambar (a): jika ongkos angkut hanya berdasarkan jarak. (b) : jika biaya pengangkutan bahan mentah lebih mahal daripada produk industri. (c): jika biaya pengangkutan bahan mentah lebih murah daripada produk industri. B. Teori lokasi industri yang optimal menurut Losch Teori ini didasarkan pada permintaan, sehingga dalam teori ini diasumsikan bahwa lokasi pabrik atau industri yang paling baik adalah dimana ia dapat menguasai wilayah pemasaran yang luas, sehingga dapat menghasilkan pendapatan yang terbesar. Untuk membangun teori ini, Losch juga berasumsi bahwa di suatu tempat yang topografinya linier atau homogen, jika disediakan pusat (industri), maka volume penjualannya membentuk kerucut. Semakin jauh dari pusat industri, semakin rendah volume barang yang dijual akibat kenaikan biaya transportasi, karena harganya yang semakin tinggi. Berdasarkan teori ini, setiap tahun pabrik akan mencari tempat yang dapat menguasai wilayah pasar terbesar. Selain itu, teori ini tidak ingin wilayah pasar tumpang tindih dengan wilayah pemasaran pabrik lain yang memproduksi barang yang sama, karena dapat mengurangi keuntungan mereka. Oleh karena itu, pembangunan pabrik-pabrik dilakukan secara seragam dan kontinyu hingga berbentuk heksagonal. C. Teori penurunan berat badan dan biaya transportasi (teori penurunan berat badan dan biaya transportasi) Direktori Mini Tesis 2021 (jilid 1) By Pusbindiklatren Kementerian Ppn/bappenas Teori ini didasarkan pada hubungan antara faktor kerugian dalam proses transfer dengan biaya transfer yang dikeluarkan, yaitu dengan mengkaji kemungkinan menempatkan industri pada lokasi yang paling ekonomis menguntungkan. Suatu lokasi dianggap efisien jika memiliki kerugian yang paling sedikit dan biaya transportasi yang paling murah dalam proses transportasinya. Teori ini didasarkan pada hal-hal sebagai berikut: 1) Semakin tinggi tingkat kerugian produksi di daerah di mana bahan mentah (bahan baku) diperoleh, semakin tinggi kemungkinan industrialisasi, faktor lain dianggap sama. 2) Semakin besar selisih biaya transportasi antara bahan baku dan produk jadi, semakin besar kemungkinan industri tersebut berlokasi di daerah pemasaran. D. Model gravitasi dan interaksi (model of gravity and interaction) oleh Issac Newton dan Ullma Teori ini didasarkan pada kenyataan bahwa setiap massa memiliki gaya tarik-menarik (gravitasi) pada suatu titik di suatu daerah yang saling melengkapi (local komplementarity), kemudian ada kesempatan untuk mengintervensi (opportunity internition space) (peluang transportasi dan transportasi). , semakin besar hubungan ekonomi Sebaliknya, semakin besar jarak antara dua tempat, semakin kecil hubungan yang dihasilkan Untuk menggunakan teori ini, perhatikan rumus berikut. Keterangan: I = gaya tarik menarik antara kedua daerah. d = jarak antara dua daerah. P = jumlah penduduk tiap daerah. adalah Teori Ruang Tengah Walter Christaller Teori ini didasarkan pada konsep jangkauan dan batas. Range adalah jarak yang diperlukan untuk memperoleh barang yang dibutuhkan masyarakat, sedangkan limit adalah jumlah minimum anggota masyarakat yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dalam penyediaan barang. Menurut teori ini, lokasi pusat hierarkis dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: 1) Lokasi pusat dengan hierarki 3 (K = 3), merupakan pusat layanan berupa pasar yang selalu menyediakan barang ke daerah sekitarnya, atau disebut situasi pasar terbaik. 2) Lokasi sentral dengan hirarki 4 (K = 4), merupakan situasi lalu lintas terbaik. Artinya, kawasan dan sekitarnya yang dipengaruhi oleh lokasi sentral selalu memberikan arus lalu lintas yang paling efisien. 3) Lokasi sentral dengan hirarki 7 (K=7) merupakan situasi administrasi yang paling baik. Artinya, tempat sentral ini mempengaruhi semua wilayah di wilayah tetangganya. Untuk menerapkan teori ini diperlukan beberapa syarat, antara lain: 1) Topografi atau bentuk permukaan bumi seragam, sehingga tidak ada bagian yang terpengaruh oleh perbukitan dan pengaruh alam lain yang berkaitan dengan jalur transportasi. 2) Tingkat kehidupan atau ekonomi penduduk relatif homogen dan tidak memungkinkan untuk produksi primer yang menghasilkan gabah, kayu dan arang. Space Theory Tidak dapat dipungkiri bahwa ruang merupakan kondisi riil yang sangat penting dalam analisis ekonomi, tidak hanya dalam analisis mikro, tetapi juga dalam analisis ekonomi makro (Sjafrizal, 2008). Pada tahun 1933, Walter Christaller berfokus pada distribusi permukiman, desa, dan kota dengan ukuran berbeda. Penyebarannya kadang berkelompok atau berkelompok dan kadang berjauhan satu sama lain. Berdasarkan letak dan pola persebaran permukiman dalam ruang, ia mengemukakan teori yang disebut Teori Tempat Sentral (Nursid Sumaatmadja, 1981). Pada tahun 1945, August Lost memperkuat teori Christiller, yang mereka simpulkan sebagai cara yang baik untuk memberikan pelayanan berdasarkan aspek spasial kepada penduduk. Oleh karena itu, tempat kegiatan yang melayani kebutuhan masyarakat harus berada di tempat sentral (yang memungkinkan partisipasi warga secara maksimal). Area ini dianggap oleh Christaller dan Losh sebagai butiran bentuk geometris heksagonal. Tempat-tempat seperti itu memiliki pengaruh luas di daerah sekitarnya. Keterkaitan antara lokasi pusat dan lokasi pusat di sekitarnya menciptakan jaringan hierarkis seperti sarang lebah. Teori yang paling terkenal yang mendasari struktur ruang kota adalah Teori Zona Seimbang, Teori Sektor dan Teori Nuklir Ganda (http://wismoadhityo.wordpress.com/2008/06/11/struktur-ruang-kota/#komentar-8). Ketiga teori tersebut mengkaji bahwa setiap kota memiliki pusat kota dan biasa disebut Central Business District (DBK) atau Central Business District (CBD). Namun, masing-masing teori menjelaskan pengertian DPK yang berbeda. Di bawah Pengaruh faktor lokasi dalam perkembangan industri, pemilihan lokasi pabrik, apa keuntungan faktor lokasi dalam industri, faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi usaha, lokasi industri, manfaat peta dalam menganalisis lokasi industri, jelaskan pengaruh faktor lokasi dalam perkembangan industri, teori lokasi industri weber, pertumbuhan ekonomi yang didasarkan pada kemampuan wirausaha dikemukakan oleh, pemilihan lokasi, teori lokasi industri alfred weber, teori lokasi industri News