September 30, 2023 Bagaimana Seharusnya Kita Bersikap Apabila Ada Murid Baru Bagaimana Seharusnya Kita Bersikap Apabila Ada Murid Baru – “Innal Mu’allima Wa At-Thobiiba kilaahumaa Laa Yanshohaani Idzaa Humaa Lam Yukromaa.” Padahal, guru dan dokter tidak menasihati (baca: guru, ilmu dokter) jika tidak dihormati. Pernyataan di atas sangatlah jelas, khususnya bagi mereka yang telah berkecimpung dalam dunia pesantren. Kalimat di atas merupakan bagian ayat dari mata pelajaran yang dipelajari di Madrasah Ibtidaiyah Mahfudzhat. Hal ini menekankan pentingnya menghormati atau menghormati guru. Rasa hormat terhadap guru merupakan syarat utama keberhasilan akademis. Karena besarnya peranan beliau, para ulama sering berkata, “Menghargai gurumu lebih penting dari pada ilmu yang kamu peroleh darinya.” Sejak dahulu kala para ulama kita telah memberikan contoh etika menghormati guru, hingga ditulisnya buku-buku yang menjelaskan bagaimana bermoral terhadap guru, seperti Ta’lim muta’allim karya Syekh Al-Jarnuzi, Lamiyah At-Thullab, Adab. Al’Alim wa Al-Muta’allim dalam kitab Muraqil Ubudiyah Syarah Bidayah Al-hidayah karya Syekh Nawawi Al-Jawi juga terdapat artikel (bab) khusus yang menjelaskan bagaimana cara menghormati seorang guru. Disebutkan dalam penelitian yang dilakukan oleh umat Islam di Jepang bahwa salah satu keberhasilan negara kecil ini adalah karena banyak lembaga pendidikan yang selalu mengadakan perayaan khusus setelah lulus, yaitu mencuci kaki guru sebagai apresiasi atas ilmu yang dimilikinya. . . Mengingat itu, seharusnya sudah lama sebelum Jepang, ulama kita mengajarkan kita untuk berbudaya dan bermoral kepada para guru. Ulama kita pada masa lalu saling berebut berkah ilmu tentang sikap ta’zhim terhadap orang yang mengajarkan ilmu tersebut. Hal ini terlihat dari perkataan dan perbuatan beliau dibawah ini: Bagaimana Seharusnya Kita Bersikap Apabila Ada Murid Baru Imam Ali bin Husein Al-Atthas pernah berkata: “Sesungguhnya ilmu dan pemahaman yang diperoleh seseorang itu sejalan dengan derajat Adam kepada gurunya (selain keikhlasannya dalam belajar). ta’diib qabla At-Ta Alum menghormati guru sebelum belajar. Dahulu, putra Khalifah Harun Ar-Rasyid, Al-Amin dan Al-Ma’mun berlomba-lomba untuk melihat siapa yang akan memakai sepatu tuannya, kata Imam Al-Kisa’i (ulama Qiroat Sab’ah dan Nahwu dari Kuffah) kepada guru, “Jangan bertengkar lagi! Mereka punya satu sisi.” Pelajaran Yang Didapat Saat Ditinggalkan Orang Yang Disayang Imam Abu Hanifah sepeninggal gurunya Hammad Al-Kufi (dari kalangan tabi’in) tidak pernah absen mendoakan dirinya dan orang tuanya sehabis salat. Imam Ad-Dunya Al-Imam As-Syafi’i berkata, “Selama aku belajar kepada Imam Malik, aku akan membaca kitabku pelan-pelan agar Imam Malik tidak mendengar atau merasa terganggu.” “Saya tidak pernah minum di depan tuanku Imam Syafi’i.” Pada suatu hari, Imam Nawawi diundang makan malam oleh gurunya Imam Al-Irbily (murid Ibnu Sholah, Shohibul Muqoddimah) dan beliau berkata: Untuk sebuah alasan.” Salah seorang temannya bertanya, “Apa itu Udzur?” “Saya khawatir saya tidak akan memakan daging yang ingin dimakan guru terlebih dahulu, namun saya tidak mau,” jawab Imam Nawavi. Ratusan Siswa Di Ponorogo Hamil Di Luar Nikah, Benarkah? Mari Cek Faktanya!! Dan masih banyak lagi kisah para ulama yang mendidik guru agar bermoral dan beretika. Maka waspadalah, mereka sudah menjadi tua dan bermartabat. Imam Syafi’i dan Imam Abu Hanifah adalah pendiri Madhab. Begitu pula Imam Nawawi adalah Umdatul Mazhab. Dan dengan karyanya, alam semesta menjadi lebih terang. Ya Allah! Nabi SAW bersabda, “Belajarlah ilmu, pelajarilah ilmu dengan tenang dan penuh rasa hormat serta kerendahan hati terhadap orang yang mengajarimu.” Pengetahuan tidak akan sempurna jika tidak dibarengi dengan sikap rendah hati seorang siswa terhadap gurunya. Karena kepuasan guru terhadap siswa akan membantu proses penyerapan ilmu. Sikap siswa terhadap guru merupakan cerminan sikap siswa terhadap guru. Guru adalah orang tua pengganti di sekolah. Nabi Muhammad SAW dalam sabdanya bersabda bahwa orang tua itu ada tiga: satu orang ayah yang melahirkan dan merawat kita di rumah adalah orang tua kita. Kedua, orang tua yang mendidik kita dan mengajari kita ilmu itu adalah guru di sekolah. Tiga, itu mertua kami. Jadi kita harus menghormati guru kita seperti kita menghormati orang tua kita. Ihya Ulumuddin dari Imam Al-Ghazali menjelaskan, “Hak guru lebih besar dari hak orang tua. Orang tua adalah penyebab hadirnya manusia di dunia yang fana ini, sedangkan guru berguna untuk eksplorasi manusia.” Guru, maka usaha orang tua akan sia-sia dan sia-sia, karena gurulah yang memberi makan umat manusia untuk hidup kekal di akhirat. (Ed: Wifa El-Khairah R. ) Naff seharusnya kita mp3 download, seharusnya kita, chord naff seharusnya kita, lirik naff seharusnya kita, kunci gitar naff seharusnya kita, lirik lagu naff seharusnya kita, berapa liter seharusnya kita minum setiap hari, lirik seharusnya kita, bagaimana caranya agar kita memiliki hidup baru, lirik lagu seharusnya kita, download naff seharusnya kita, naff seharusnya kita News