January 11, 2024 Apa Yang Dialami Para Rasul Setelah Yesus Wafat Apa Yang Dialami Para Rasul Setelah Yesus Wafat – Ketika seseorang yang kita cintai meninggal, kita mencoba mengingat pengalaman yang kita alami bersama orang tersebut, baik senang maupun sedih. Namun, kita secara khusus berusaha mengingat apa yang diucapkan di saat-saat menjelang kematian, karena pesan di saat-saat terakhir itu penting dan penuh makna. Dalam artikel ini kita akan melihat tujuh pesan yang Yesus sampaikan saat tergantung di kayu salib pada saat-saat terakhir hidupnya. Dari pesan terakhir ini kita akan dapat memahami hal utama yang ingin Dia sampaikan kepada kita. Tujuh pesan Yesus terdiri dari: (a) Lukas 23:34″ Apa Yang Dialami Para Rasul Setelah Yesus Wafat Dari pesan tersebut kita melihat bagaimana Yesus ingin membawa keselamatan kepada semua orang dengan memberikan pengampunan kepada umat manusia agar manusia bisa bersatu dengan Tuhan di Kerajaan Surga, seperti halnya Yesus membawa pencuri di sebelah kanannya ke surga. Bagaimana cara mencapai Kerajaan Surga? Yesus menunjukkan bahwa kita dapat menerima Maria sebagai Bunda kita, selalu berharap kepada Tuhan dalam kesulitan, merindukan keselamatan jiwa kita dan tetap setia pada panggilan kita sampai akhir hayat, sampai tiba saatnya kita harus menyerahkan hidup kita untuk Bapa dan kemudian kehidupan baru dimulai di Kerajaan Surga. Ulama Islam: Bukan Isa Al Masih Yang Disalibkan Ketika Yesus tergantung di kayu salib, di singgasana-Nya, dibenci banyak orang, Ia dengan jelas melihat drama kehidupan manusia dari para prajurit yang kejam, murid-murid yang pengecut, orang-orang Farisi yang iri hati, orang-orang yang tidak berbuat apa-apa saat melihat ketidakadilan. Di kayu salib, dan juga dalam kontemplasi-Nya di Taman Getsemani, Kristus juga melihat dosa seluruh umat manusia, mulai dari Adam dan Hawa hingga manusia terakhir. Artinya Dia juga melihat segala dosa kita. Hal ini mengakibatkan Yesus menumpahkan darah dan keringat. St Thomas Aquinas menjelaskan bahwa di dalam Kristus terdapat tiga pengetahuan tentang kodrat kemanusiaan-Nya, yaitu: 1) Pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman/latihan ( Hal ini sama halnya dengan ilmu yang kita peroleh dengan mempelajari kehidupan sehari-hari atau memperoleh ilmu pengetahuan lainnya. Inilah yang Alkitab katakan: “ Itu adalah ilmu yang diterima oleh para nabi dan malaikat. Allah sendiri yang memberi ilham, dan para Nabi dengan kecerdasannya mengungkapkannya dalam ungkapan dan perkataannya. Bagaimana dengan Tafsiran Kisah Para Rasul ? Kristus memiliki pengetahuan ini sejak saat pembuahannya dan selama-lamanya. Pengetahuan ini memungkinkan Kristus untuk selalu bersatu dengan Allah Bapa, bahkan ketika Ia mengambil wujud manusia. Pada saat yang sama, pengetahuan ini memungkinkan Kristus memutuskan untuk mengumpulkan seluruh umat manusia untuk berdoa di Taman Getsemani. Bayangkan apa yang orang tua pikirkan tentang dosa yang dilakukan anak-anaknya. Ketika mereka memiliki pemahaman yang terbatas mengenai dosa-dosa anak-anak mereka, hati mereka mungkin menangis dan mengalami kepedihan yang mendalam. Hal inilah yang dialami Musa saat mengetahui bahwa bangsa Israel terancam kehancuran karena menyembah berhala. Dia berkata: “31…” Sayangnya, bangsa ini melakukan dosa besar dengan membuat dewa-dewa mereka dari emas. 32 Tetapi sekarang Engkau mengampuni dosa mereka, tetapi jika tidak, hapuslah namaku dari buku yang Engkau tulis. Sekarang coba bayangkan apa yang Yesus alami ketika Ia melihat dengan jelas segala dosa manusia, mulai dari manusia pertama hingga manusia terakhir. Dan gambaran tentang segala dosa manusia lebih jelas daripada kejelasan Musa dalam melihat dosa-dosa bangsa Israel. DENGAN Hijrahnya Nabi Isa As Setelah Selamat Dari Penyaliban Hingga Kewafatannya Kristus melihat manusia yang sombong, orang yang meninggalkan gereja-Nya, orang yang melepaskan diri dari tubuh mistik Kristus, orang yang sibuk dengan urusannya sendiri dan melupakan Tuhan yang telah memberikan kebahagiaan. Dia juga melihat dosa-dosa yang kita lakukan, yaitu ketika kita memilih kesenangan daripada mengikuti perintah Tuhan, atau ketika kita egois, atau ketika kita marah dan mengeluh ketika cobaan datang. Namun pada saat yang sama, Kristus tidak hanya melihat dosa-dosa kita, tetapi juga perbuatan kasih yang kita lakukan. Artinya dengan melakukan tindakan kasih, kita juga menghibur Kristus saat Ia berdoa di Taman Getsemani. Ketika Kristus berdoa, Kristus membayangkan segala sesuatu yang terjadi di masa lalu dan masa depan. Oleh karena itu, ketika kita berdoa saat ini dan melakukan tindakan kasih, kita menemani dan menghibur Kristus saat Dia menderita di Taman Getsemani. Kami mengikuti apa yang Kristus sendiri perintahkan ketika Dia berkata: “ Bagaimana dengan pengetahuan orang seperti kita? Kita boleh mempunyai ilmu eksperimental, atau kalau Tuhan menghendaki, orang lain juga bisa memilikinya. Ketika dia mengatakan bahwa dia mengenal seseorang yang diangkat ke surga ketiga (lih. 2 Kor 12:2-4). Namun, sudah menjadi sifat manusia untuk belajar secara bertahap. Pengetahuan manusia tentang Tuhan diperoleh secara bertahap. Berbeda dengan malaikat yang menerima ilmu lengkap secara langsung. Oleh karena itu, Allah dapat mengampuni dosa manusia dan memberikan kesempatan kedua kepada manusia untuk memperbaiki dosanya, namun Allah tidak dapat memberikan kesempatan kedua kepada malaikat yang berbuat dosa, mengingat kesempurnaan ilmu yang diberikan kepada mereka. Kita tahu bahwa beberapa malaikat memutuskan untuk menolak Tuhan dan berperang bersamanya. (lih. Luk 23:34). Kristus tahu bahwa manusia memang berdosa karena mereka dipengaruhi oleh kelemahan mereka akibat dosa asal. Oleh karena itu, apa yang dilakukan orang mungkin disebabkan oleh ketidaktahuannya. Namun, tidak semua ketidaktahuan membawa pada pembebasan manusia dari dosa. Ketidaktahuan yang tak terelakkan( Hidup Dan Karya Karya Paulus ) mengakibatkan seseorang tetap bersalah. Rasul Petrus memahami bahwa orang-orang yang menyalib Yesus bertindak karena ketidaktahuan, maka ia berkata: “ Bagaimana dengan kita yang sudah menerima Kristus? Kami tidak lagi memiliki alasan yang tidak kami ketahui. Oleh karena itu, tanggung jawab kita lebih berat, karena siapa yang menerima banyak meminta lebih (lih. Luk 12:48). Menyadari bahwa manusia tidak mampu secara mandiri memenuhi semua perintah Allah, Kristus bersiap untuk penyaliban agar rahmat yang berlimpah dapat dicurahkan kepada kita, sebagai umat Allah. Bahkan kesalahan yang dilakukan umat Tuhan dapat diperbaiki dengan mengakui dosanya. Dan jika seseorang tidak bersyukur dan mempergunakan segala kemudahan untuk memperoleh pengampunan dosa, maka orang tersebut tidak mempunyai alasan lagi jika kehilangan keselamatan kekal. 2 Lukas 23:43 “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, hari ini kamu akan bersama-sama dengan Aku di surga.” Keselamatan kekal manusia menjadi alasan Kristus datang ke dunia untuk rela menanggung penderitaan, menerima segala kesusahan dan penderitaan, serta berserah diri kepada Bapa untuk mati di kayu salib. Seluruh hidupnya dicurahkan untuk memenuhi misi ini, dan Kristus memenuhinya dengan sempurna. Bahkan di akhir kematiannya, dia tidak melewatkan sedikit pun kesempatan untuk menyelamatkan perampok yang disalib bersamanya. Dukungan Otoritas Ilahi Dalam Pewartaan Paskah St. Stefanus (Missouri: Triumph Books, 2001), p.32)) Ada begitu banyak hal yang terjadi di luar diri kita dan seringkali di luar kendali kita. Namun, satu-satunya hal yang dapat kita kendalikan adalah keinginan kita. Mungkin ada sesuatu dari luar yang membuat kita sangat kesal dan marah, namun kita tetap bisa tetap tenang. Bagi umat Katolik, kedamaian ini berasal dari Kristus, yang menderita, wafat, dan bangkit kembali. Karena Kristus sudah mengatasi segalanya, kita bisa tetap tenang karena tidak ada sesuatu pun yang terjadi di luar rencana Tuhan. Biasalah orang yang disalib mengutuk orang yang menyalibnya, mengutuk dirinya sendiri, mengutuk Tuhan dan hari kelahirannya. Tetapi kedua pencuri yang disalib itu mendengar orang yang disalib itu di tengah-tengah mereka berkata: (Lukas 23:34). Pengampunan ini mendatangkan rahmat. Setidaknya salah satu dari pencuri ini menyambut rahmat Tuhan. Sekalipun pencuri di sebelah kiri berkata: 40 Apakah kamu tidak takut akan Tuhan ketika kamu menerima hukuman yang sama? 41 Kita pantas menerima hukuman karena kita menerima imbalan atas perbuatan kita, tapi orang ini tidak melakukan kesalahan apa pun. Khotbah Di Bukit Pembicaraan ini mungkin terkesan sepele. Namun kita tidak boleh lupa bahwa setiap perkataan yang keluar dari orang yang disalib berarti penderitaan, karena setiap nafas menjadi sengsara.Pencuri di sebelah kanan, yang menurut tradisi disebut Demas, dalam keterbatasannya menyerahkan nyawanya untuk Kristus, dan ia juga menempatkan harapannya pada Kristus dan memohon pada Yesus. (Lukas 23:42) Sungguh ungkapan harapan dan iman yang sederhana dan mendalam. Terhadap ungkapan iman dan kasih ini, Yesus menjawab: “ Marilah, di Pekan Suci ini, mari kita renungkan bersama bahwa kita yang telah menerima baptisan sakramental harus mempunyai sikap yang sama seperti yang ditunjukkan Demas, dan perlu lebih banyak lagi. Mengapa? Sebab dalam Sakramen Pembaptisan kita menerima rahmat-rahmat Tuhan yang istimewa, seperti: (a) rahmat pengudusan, (b) menjadi anak-anak Tuhan dan menyatu dalam Tubuh mistik Kristus, (c) tiga keutamaan Ilahi (iman, pengharapan dan cinta kasih). ), (d ) menerima tujuh karunia Roh Kudus yang disebutkan dalam Yesaya 11:2-3 (hikmat, pengertian, nasihat, kuasa, pengetahuan, kesalehan dan takut akan Tuhan). Berkat rahmat ini, kita dapat mengikuti perintah Kristus, yang menuntun kita menuju keselamatan kekal. Melalui penebusan-Nya di kayu salib, Kristus membuka jalan keselamatan bagi semua orang. Dia memberikan dirinya sepenuhnya. Dia memberikan tubuh dan darah-Nya di kayu salib, yang dilambangkan dalam Perjamuan Kudus (lih. Mat 26:26-29, Mrk 14:22-25, Luk 22:19-20). Namun ternyata hal tersebut belum cukup. Ketika Kristus memandang dari salib, Ia melihat dua orang yang Ia kasihi, yaitu ibu-Nya, Bunda Maria, dan murid terkasih-Nya, Rasul Yohanes. Dengan sisa nafas Kristus memberikan pesan yang sangat penting kepada kita, yaitu pesan ketika Kristus memandang ibu-Nya dan murid-murid-Nya dan berkata: “ Setelah Tuhan Yesus Wafat Maka Yang Terjadi Adalah … (perempuan), dan bukan seorang ibu, maka Kristus menginginkan Bunda Maria tidak hanya menjadi Bunda Kristus, tetapi juga Bunda semua orang percaya. Oleh karena itu Kristus memberikan ibu-Nya kepada murid yang dikasihi-Nya – Kisah rasul dari lahir sampai wafat, cerita kisah para rasul, sifat para rasul, para rasul, pesan rasul sebelum wafat, film kisah para rasul yesus, tafsiran kisah para rasul, kehidupan aisyah setelah rasul wafat, para sahabat rasul, makna sengsara dan wafat yesus, yesus wafat, kisah kisah para rasul News