August 24, 2024 5 Kaulinan Barudak Lalaki 5 Kaulinan Barudak Lalaki – Karawang – Olahraga tradisional menjadi perhatian Pemerintah Jawa Barat selama bertahun-tahun. Hal ini dibuktikan dengan diselenggarakannya “Kompetisi Keterampilan Budak Lembur” yang diadakan setiap tahun di setiap daerah dan kemudian di negara bagian. Namun perhatian dari pemerintah daerah dan daerah belum juga datang. Pasalnya, permainan tradisional untuk anak-anak hampir punah seiring dengan perkembangan zaman. 5 Kaulinan Barudak Lalaki Misalnya saja di Desa Wanseemaker, Kecamatan Kotabaru, Kabupaten Karawang, pesatnya perkembangan perumahan dan pertokoan menjadi penyebab munculnya permainan anak-anak. Bagi yang ingin bermain permainan tradisional seperti kelereng, layang-layang, gatrik, dan galah santang hendaknya memanfaatkan sisa lahan yang ada, meski lebih sedikit. Kaulinan Barudak Baheula Seperti anak-anak bermain kelereng di Desa Wanseemaker, mereka hanya menggunakan lapangan seluas 4X4 meter. Namun permainan ini biasanya membutuhkan banyak lahan. Dadan, 11 tahun, yang pernah bermain kelereng, mengaku suka bermain kelereng. Bahkan menurutnya, bermain kelereng bersama teman lebih seru dibandingkan bermain gadget. “Asyiknya main Kolechi, bisa main bareng Jeung Baburan. Main hp membosankan dan aku sendirian. Gampang bosan, karena sendirian,” kata Dadan, siswa kelas 5 SD. Akbar (9) pun ikut memukul batu sambil mengatakan hal serupa. Biasanya ia menerima bermain gadget, namun jika temannya selalu bermain game, ia akan melupakan gadget untuk sementara waktu. Docx) Kakawihan Barudak “Besok saya akan main hp di rumah, tapi walaupun saya minta main kolechi, mending main kolechi, main kelereng) ujarnya. Selain kelereng, anak-anak juga sering memainkan permainan lain seperti layang-layang, gartrick, egrang, dan tiang. “Tapi kalau mau tidur, kabe mah jiing ngane pura-pura tidak main galah. Tapi laki-laki Hungkul juga main kolechi atau layang-layang.” (Kalau kumpul sama cewek semua, kita juga bikin batu. Tapi kalau kumpul bareng, yang cowok cuma main kelereng atau layang-layang,” kata Akbar. Agus Supriyadi, Ketua Persatuan Masyarakat Wansimelar (PGMW), mengaku sangat prihatin dengan kondisi taman bermain anak yang semakin berkurang akibat pembangunan. Sebab menurutnya, salah satu penyebab anak menjauhi permainan gadget adalah karena tidak adanya tempat bermain yang aman dan nyaman. Kaulinan Barudak Sunda “Saya pikir semakin sulit menemukan tempat bermain anak-anak, tidak hanya di Wanseemaker, tapi di pinggiran kota Karwang dan hampir di setiap kota yang banyak terdapat pusat perbelanjaan,” ujarnya. PGMW sendiri, lanjut Agus, sangat mendukung proyek pemerintah yang berupaya melestarikan permainan tradisional. Namun pemerintah diharapkan lebih aktif dengan meraih berbagai prestasi dibandingkan fokus pada kompetisi tahunan. “Kami mendapat dukungan yang sangat baik, kami juga menyelenggarakan Festival Anak Launging ini setiap tahunnya walaupun hanya di daerah setempat. Seharusnya pemerintah melibatkan Anak Launging ini di masyarakat, menyediakan tempat yang nyaman dan aman bagi anak-anak untuk bermain di semua tempat. .desa sejauh mungkin,” imbuhnya. , “Jangan melakukan acara yang merupakan kebiasaan.” (zck) Lagu kaulinan barudak, kaulinan barudak lembur, wacana kaulinan barudak sunda, kaulinan barudak baheula, jenis jenis kaulinan barudak sunda, kaulinan barudak sunda, kaulinan barudak News