August 4, 2024 Formasi Rakit Tiga-tiga Dalam Tari Bedhaya Luluh Memiliki Makna Lambang Formasi Rakit Tiga-tiga Dalam Tari Bedhaya Luluh Memiliki Makna Lambang – 1 MAKNA SIMBOLIK LANTAI TARI BEDHAYA LULUH KARYA SITI SUTIYAH SASMINTADIPURA SKRIPSI Diajukan ke Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk memenuhi sebagian persyaratan Diploma PraDU Pendidikan oleh Whita NRAM. FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGJAKARTA 2015. 2 MAKNA SIMBOLIK KERJA LANTAI TARI BEDHAYA LULUH SITI SUTIYAH SASMINTADIPURA SKRIPSI Diajukan ke Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk memenuhi sebagian persyaratan Pendidikan Diploma Pascasarjana oleh D.P.G. FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGJAKARTA 2015 dan Formasi Rakit Tiga-tiga Dalam Tari Bedhaya Luluh Memiliki Makna Lambang 6 Motto BELUM TERLAMBAT MENJADI ORANG YANG LEBIH BAIK, APABILA MEREKA PUNYA TEKAD DAN NIAT MEMPERBAIKINYA, SETESAN KERINGAT ORANG TUA ADALAH SERIBU cambuk BAGI KITA… PASTI AKAN MUDAH DALAM KESULITAN APAPUN. Perhatikan Gambar Berikut Gambar Dibawah Ini Menunjukkan Sifat Cahaya Yaitu 7 Persembahan Skripsi ini saya persembahkan untuk : 1. Kepada ayah dan ibu saya (Wakidi, S.Pd dan Abidah (Alm)), terimakasih selama ini telah membantu baik moril maupun materiil, telah menjadi orang tua yang penuh cinta dan perjuangan . 2. Saudaraku Putra Adhitama, terima kasih atas semua doa, motivasi dan semangatnya. 3. Teman-teman dari kelas AB dan teman-teman dari angkatan 2011 yang telah banyak memberi warna dalam empat tahun terakhir. 4. Yudhy Prasetya, terima kasih atas doa, dukungan dan motivasinya. Anda 8 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga tugas ini dapat diselesaikan dengan baik. Penyusunan skripsi yang berjudul Makna Simbolik Pola Lantai Tari Bedhaya Luluh oleh Siti Sutiyah Sas Mintadipura ini dalam rangka memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar penelitian pada Program Pendidikan Seni Tari Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta. . . Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak tugas ini tidak akan dapat terselesaikan. Dalam tugas ini, penulis tidak mungkin mencantumkan semua halaman satu per satu. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak tertentu yang tercantum di bawah ini. 1. Ibu Dr. Widyastuti Purbani, M.A. selaku dekan di FBS UNY yang memfasilitasi penyelesaian tugas ini. 2. Bapak Wien Pudji Priyanto, M.Pd selaku Ketua Jurusan dan Pembimbing Akademik FBS UNY yang selalu memberikan dukungan, bimbingan demi terwujudnya skripsi ini. 3. Bapak Dr. Kuswarsantyo, M.Hum selaku dosen pembimbing I yang dengan sabar dan tekun memberikan bimbingan sehingga skripsi ini dapat terwujud. 4. Ibu Titik Putraningsih, M.Hum selaku pembimbing II yang telah menulis skripsi ini dengan penuh kesabaran, ketelitian dan ketelitian. 5. Ibu Siti Sutiyah Sas Mintadipura, S.Sn, selaku Narasumber Utama. 6. Seluruh dosen Program Pendidikan Seni Tari yang telah memberikan ilmu, semangat, bimbingan dan semangat dalam penyusunan skripsi ini. 7. Seluruh pegawai FBS UNY yang telah banyak membantu dalam menjalankan tugas ini. vi 10 ISI HALAMAN JUDUL… HALAMAN PERJANJIAN… HALAMAN PENGAKUAN… PERNYATAAN HUKUM… HALAMAN MOTTO… HALAMAN DEDIKASI… KATA PENGANTAR… DAFTAR ISI… LAMPIRAN… DAFTAR GAMBAR . .. RINGKASAN… Page i ii iii iv v vii ix xii xiii xiv BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah… 1 B. Fokus Masalah… 4 C. Rumusan Masalah. .. 5 D. Tujuan Penelitian… 5 E. Manfaat Penelitian… 5 BAB II. STUDI TEORITIS A. Deskripsi teori makna simbolik lantai tari klasik gaya tari Bedhaya Yogyakarta B. Bentuk penyajian a. gerak b. Tes lantai ix 11c. Tata rias d. Menjahit e. Musik atau iringan f. Tempat C. Riset yang relevan D. Kerangka pemikiran BAB III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan penelitian B. Objek penelitian C. Topik penelitian D. Setting dan waktu penelitian E. Teknik pengumpulan data Wawancara observasi studi dokumentasi F. Teknik analisis data Reduksi data Penyajian data Ekstraksi data Kesimpulan Uji validitas data BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Lingkungan Penelitian B. Sejarah Bedhaya Luluh C. Bentuk Penyajian Musik Bedhaya Luluh Gerak atau Iringan Tari Tata Rias atau Kostum Pertunjukan x Tolong Di Jawab Plisss 12 1. Makna simbolik pola lantai Bedhaya secara umum a. Rakit b. Ajengan c. Pohon-pohon d. Jalur Mlebet e. Jalur medali f. Pak Iring Menyusun makna simbolik pola lantai Bedhaya Luluh a. Rakit b. Iring-iringan c. Jalan Mlebet d. Korek tiga dan tiga e. Rakit enem-enem f. Rakit tengah tiga-tiga g. Rakit lumbung h. Rakit sudut dan. Tingkat armada j. Rakit tiga-tiga k.Merakit pita BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan B. Proposal DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xi 13 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1: Glosarium Lampiran 2: Pedoman observasi lampiran 3: Pedoman wawancara lampiran 4: Pedoman dokumentasi lampiran 5: Foto-foto Lampiran 6: Pedoman observasi lampiran 6: Notasi oleh Bedhaht Lučhih Dahluj 8. Lampiran 9: Surat permohonan izin penelitian xii 14 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1: jurus nhodok Gambar 2: jurus ngregem sampur Gambar 3: jurus nggdhawa asta minggah Gambar 4: jurus kathoka hoof Gambar 5: jurus levitasi Gambar 6: jurus nggurdha Gambar 7: jurus miling tinggi Gambar 8: jurus levitasi gambar 9 : Posisi sekar Ngundhuh Gbr.10 : Posisi seduwa Gbr.11 : Posisi mayuk pada jari kaki Gbr.12 : Posisi toning kiri Gbr.13 : Posisi duwung menhet Gbr.14 : Posisi menunduk Gbr.15 : Posisi encot Gbr.16 : Jurus Bangomate Gambar 17 : Jurus ukel tawing Gambar 18 : Jurus sekar lampah Gambar 19 : Jurus ngewas Gambar 20 : Jurus semang lampah Gambar 21 : Jurus sampur sampur Gambar 22 : Jurus puspita Kamarutan Gambar 23 : Jurus mande sampur kicat Gambar 24 : Jurus kanan toning Gambar 25 : jurus toning kiri Gambar 26 : jurus jengkeng Gambar 27 : jurus melayang Gambar 28 : jurus pemujaan xiii 15 Gambar 29: penempatan tanduk Gambar 30: rakit pada tahap pertama Bedhaya Luluh Gambar 31: kelompok pohon dan pohon pada tahap pertama Bedhaya Luluh Gambar 32: rakit pojok pada tahap pertama Bedhaya Luluh Gambar 33: rakit pertama tahap pertama Bedhaya Luluh Foto 34: tiga-tiga rakit tahap Bedhaya Luluh kedua Gambar 35: rakit tahap ketiga Bedhaya Luluh. 93 Gambar 36: rakit pada tahap ketiga Bedhaya Luluh xiv Reh Kaprawiran. Ajaran Mangkunagara Iv Tentang Keksatriaan 16 MAKNA SIMBOLIK LANTAI TARI BEDHAYA LULUH TINJAUAN KARYA SITI SUTIYAH SASMINTADIPURA Oleh Prawhita Adi Putri NIM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna simbolik lantai dansa Bedhaya Luluh yang dibawakan oleh gadis berusia delapan belas tahun yang membawakan tarian yang sama. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan analisis data deskriptif yang dilakukan pada bulan Februari hingga September, dan subjek penelitian ini adalah sutradara tari Bedhaya Luluh yaitu Siti Sutiyah Sas Mintadipura, beberapa seniman tari, dan dokumen tari berupa video. . , foto dan beberapa buku tari. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Berdasarkan data yang terkumpul, dianalisis dan kemudian ditarik kesimpulan. Untuk mendapatkan data yang valid dilakukan uji validitas data dengan menggunakan metode triangulasi sumber. Hasil dari penelitian ini adalah: 1) Bedhaya Luluh didirikan pada tahun 2012 untuk memperingati 50 tahun Yayasan Pamulangan Beksa Sas Minta Mardawa. 2) Bedhaya Luluh ditarikan oleh delapan belas penari wanita yang memakai tata rias dan pakaian yang sama. 3) Pola lantai Bedhaya Luluh menceritakan tentang proses penyatuan dua organisasi antara Mardawa Budaya dan Pamulangan Beksa Ngayogyakarta. 4) Pesan moral tari Bedhaya Luluh mengacu pada moralitas, sesrawungan (hubungan), dan juga religi yang dilambangkan dengan gerak buka dan tutup yaitu pemujaan sebagai simbol mencari berkah serta perlindungan dari Yang Maha Kuasa. kata kunci: pola lantai Bedhaya Luluh xv 17 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni sebagai ciptaan manusia tidak dapat berdiri sendiri. Seni adalah simbol dari berbagai ide, gagasan atau imajinasi, sebagai tanggapan terhadap lingkungan alam yang diolah dari getaran emosi pencipta. Manusia selalu berpikir, merasakan dan berperilaku dengan cipta, rasa dan karsa melalui ekspresi simbolik (Saepudin, 2010: 13). Simbol, makna dan nilai selalu berkaitan dengan manusia, maka manusia terbiasa berpikir secara holistik, bahkan luas dan kompleks. Tari klasik gaya Yogyakarta atau biasa disebut Joged Mataram merupakan salah satu warisan kesenian yang dikembangkan dari masa ke masa oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I hingga sekarang. Sejak tari klasik gaya Yogyakarta dapat diajarkan sekitar tahun 1755 di luar tembok keraton Yogyakarta, maka didirikanlah organisasi tari yang dipelopori oleh empu-empu istana, ahli tari, agar dapat diajarkan kepada masyarakat umum. Organisasi tari di Yogyakarta antara lain Yayasan Pamulangan Beksa Sas Minta Mardawa (YPBSM) yang melahirkan generasi penerus tari klasik gaya Yogyakarta. Untuk mengekspresikan kreativitasnya, manusia harus selalu bekerja, karena selain untuk memenuhi kebutuhannya, alam tidak akan berarti tanpa kerja dan sentuhan ciptaan manusia. Dengan bahasa simbolik tersebut, KRT Sas Mintadipura menuangkan seluruh potensi kreatifitasnya ke dalam tari klasik gaya 1 18 2 Yogyakarta berupa tari kelompok, yaitu tari bedhaya yang sarat dengan simbolisme (Hamengku Buwana X, 2012: 1). Tari Bedhaya adalah salah satu bentuk tarian kelompok yang dibawakan oleh penari wanita, secara tradisional masih dilestarikan di keraton Yogyakarta dan Surakarta. Menurut tradisi, jumlah penari dalam tari Bedhaya adalah sembilan orang, namun tari Bedhaya juga memiliki formasi enam orang penari (Bedhaya Sangaskara atau Bedhaya Manten), dan dengan formasi tujuh orang penari (Bedhaya Sapta), yang diatur menurut ke seperangkat aturan. Kostum tari bedhaya, properti tari bedhaya, sejarah tari bedhaya, asal tari bedhaya ketawang, gambar tari bedhaya, tari bedhaya adalah, tari bedhaya, tari bedhaya berasal dari, pengertian tari bedhaya, tari bedhaya ketawang, gambar tari bedhaya ketawang, fungsi tari bedhaya ketawang News