February 16, 2024 Sebutkan Fungsi Positif Konflik Menurut Darwin Freud Dan Mark Sebutkan Fungsi Positif Konflik Menurut Darwin Freud Dan Mark – Konflik yang terjadi di masyarakat dapat berdampak pada anggota masyarakat. Apa dampak konflik sosial terhadap masyarakat? Bacalah semua materi dengan cermat untuk memahami dampak konflik. DAMPAK POSITIF Konflik sosial yang Anda temui di lingkungan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat. Menurut Harskamp (2005), dijelaskan bahwa konflik dalam masyarakat dipandang sebagai perebutan nilai atau status, kekuasaan dan sumber daya yang dapat memenuhi fungsi positif, antara lain: Sebutkan Fungsi Positif Konflik Menurut Darwin Freud Dan Mark Dikutip dari Pruitt (2011), Darwin, Freud dan Mark menggambarkan fungsi positif konflik sebagai berikut: Apa Perbedaan Filsafat Timur Dengan Filsafat Barat? A. Memfasilitasi rekonsiliasi berbagai kepentingan Konflik yang terjadi di masyarakat tidak selalu berakhir dengan kemenangan salah satu pihak yang berkonflik. Namun konflik dapat berakhir dengan kesepakatan yang menguntungkan dan memberikan keuntungan kolektif bagi kedua pihak yang berkonflik. Misalnya permasalahan antara Mesir dan Israel, konflik antara vendor dan pihak manufaktur, dll. B) Sebagai titik awal perubahan sosial Individu yang melihat situasi yang dihadapinya tidak adil dan menganggap kebijakan yang ada saat ini tidak tepat biasanya akan bertentangan dengan aturan yang berlaku sebelumnya. Individu-individu ini akan melakukan perubahan sosial. C. Konflik Dapat Memperkuat Kesatuan Kelompok Menurut Coser yang dikutip dalam Pruitt (2011), kesatuan kelompok akan berkurang jika tidak ada kapasitas untuk melakukan perubahan sosial dan menyelaraskan kepentingan individu yang berbeda. Dengan demikian adanya konflik dapat mendorong rasa persatuan dalam suatu kelompok. C. Konflik meningkatkan solidaritas antar anggota kelompok yang mengalami konflik dengan kelompok lain. Konflik mengarah pada kompromi baru jika pihak-pihak yang berkonflik memiliki kekuatan yang sama. Majalah Himmah No. 01/thn. Xxxiv/2002 DAMPAK NEGATIF Konflik sosial mempunyai dampak negatif dan positif. Dampak negatif konflik sosial adalah sebagai berikut: A. Perpecahan Adanya konflik sosial dalam masyarakat dapat menimbulkan perpecahan dalam masyarakat. Misalnya konflik antar kelompok saat pembagian hasil. Satu individu mencapai hasil yang lebih baik dari yang lain, sehingga timbul konflik. Konflik dalam suatu kelompok dapat mempengaruhi keharmonisan dan kenyamanan anggota kelompok bahkan menimbulkan perpecahan antar anggota kelompok. Konflik ini muncul karena adanya ketidakadilan dalam pembagian hasil. B) Permusuhan Permusuhan dapat terjadi jika konflik tidak dapat diselesaikan dengan baik. Konflik ini dapat terjadi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok. Demikian pula permusuhan bisa muncul antara satu individu dengan individu lainnya. Misalnya konflik antar kelompok atas tanah. Sengketa pertanahan, seperti gambar di bawah ini, dapat menimbulkan permusuhan antar kelompok. Sebab, kelompok tersebut sedang memperjuangkan haknya untuk mendapatkan tanahnya. Oleh karena itu, harus ada pihak ketiga yang memberikan solusi dan menyelesaikan konflik tersebut. C. Kekerasan Kekerasan adalah ekspresi individu atau kelompok yang menunjukkan tindakan agresif secara fisik atau verbal dan menyerang kebebasan atau martabat. A1 3 Isi Buku D) Perubahan kepribadian Perubahan kepribadian dapat terjadi pada diri seseorang akibat adanya konflik. Hal ini disebabkan oleh terganggunya hubungan sosial atau adanya perasaan kecewa dalam diri seseorang. Oleh karena itu, individu yang mengalami tekanan psikologis dapat mengubah kepribadiannya. Misalnya saja seorang anak yang orangtuanya bercerai. E. Jatuhnya Korban Jiwa Konflik sosial yang terjadi di masyarakat dapat menimbulkan korban jiwa. Cedera bisa berupa harta benda, berbagai sarana dan prasarana, bahkan nyawa seseorang. Konflik dalam masyarakat sangat beragam, seperti konflik terbuka, konflik individu, konflik tertutup, dan lain-lain, yang telah anda pelajari pada kegiatan pembelajaran sebelumnya, seperti yang telah dijelaskan pada pertemuan sebelumnya, pihak-pihak yang berkonflik akan menggunakan cara yang berbeda-beda untuk saling mengalahkan. Bahkan, seorang individu atau kelompok bisa saja melukai dan menyerang pihak lain melalui tindakan kekerasan. Untuk memahami perbedaan antara konflik dan kekerasan, bacalah semua materi dengan cermat. KEKERASAN SEBAGAI EFEK KONFLIK SOSIAL Definisi kekerasan Kekerasan berasal dari bahasa Inggris kekerasan yang berarti kekuasaan atau penguasaan. Dalam Kamus Sosiologi (Haryanta, 2012), kekerasan adalah ekspresi yang dilakukan oleh individu atau kelompok yang secara fisik dan verbal mencerminkan tindakan agresi dan serangan terhadap kebebasan atau martabat. Secara umum, kekerasan diartikan sebagai tindakan yang merugikan orang lain, seperti pembunuhan, pemukulan, pencurian, dan lain-lain. Pada dasarnya kekerasan diartikan sebagai perilaku, baik disengaja maupun tidak disengaja, yang ditunjukkan untuk melukai atau merugikan orang lain, baik berupa serangan fisik, mental, atau sosial. Tindakan kekerasan tersebut tentunya bertentangan dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Jenis-jenis kekerasan Dalam masyarakat sering kita jumpai tindakan kekerasan. Tindakan kekerasan seolah sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Tahukah Anda jenis kekerasan apa saja yang ada di masyarakat? Jenis-jenis kekerasan tersebut adalah sebagai berikut: Agama Dan Fungsinya Dalam Kehidupan Manusia 1) Kekerasan Fisik Dalam Kamus Sosiologi (Haryanta, 2012), kekerasan nyata adalah kekerasan fisik yang dapat dilihat dan dirasakan oleh tubuh. Kekerasan fisik menyebabkan hilangnya kesehatan, cedera, bahkan hilangnya nyawa. Misalnya penyiksaan, pemukulan, pembunuhan dan sebagainya. 2) Kekerasan Struktural Kekerasan struktural dilakukan oleh individu atau kelompok yang menggunakan sistem, hukum, ekonomi dan praktik yang ada dalam masyarakat. Kekerasan struktural sulit dikenali karena menciptakan kesenjangan dalam sumber daya, pendidikan, pendapatan, intelijen, keadilan, dan kekuasaan dalam pengambilan keputusan. Pihak yang bertanggung jawab atas kekerasan struktural adalah negara karena negara mempunyai kekuasaan untuk melakukan perubahan struktural dalam masyarakat. Misalnya saja rumah warga yang ludes diterjang lumpur panas Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur. 3) Kekerasan Psikologis Kekerasan psikologis adalah kekerasan yang ditujukan terhadap rohani atau jiwa sedemikian rupa sehingga dapat menurunkan atau menghilangkan kemampuan mental seseorang. Misalnya saja kebohongan, ancaman, paksaan dan sebagainya. 1) Kekerasan individu. Kekerasan individu dilakukan oleh individu terhadap individu lain. Misalnya kasus pencurian, penyerangan, pemukulan dan penganiayaan. Sebutkan Fungsi Positif Konflik Menurut Darwin Freud Dan Mark 2) Kekerasan kolektif. Berbeda dengan kekerasan individu, kekerasan kolektif dilakukan oleh kelompok atau kekuatan atau kelompok individu. Misalnya saja perjuangan mahasiswa, Sampit, kasus Poso dan contoh lainnya. Perbedaan kekerasan dan konflik Kekerasan dalam masyarakat dapat terjadi bersamaan dengan konflik. Selalu ada konflik di masyarakat. Oleh karena itu, Anda harus bisa membedakan antara konflik dan kekerasan. Untuk lebih jelasnya harap dipahami dan diperhatikan tabel dibawah ini! RINGKASAN Kekerasan berasal dari kata bahasa Inggris, trais yang berarti kekuatan atau kekuasaan. Dalam Kamus Sosiologi (Haryanta, 2012), kekerasan adalah ekspresi yang dilakukan oleh individu atau kelompok yang secara fisik dan verbal mencerminkan tindakan agresi dan serangan terhadap kebebasan atau martabat. Secara umum, kekerasan diartikan sebagai tindakan yang merugikan orang lain, seperti pembunuhan, pemukulan, pencurian, dan lain-lain. Dalam Kamus Sosiologi (Haryanta, 2012), kekerasan nyata adalah kekerasan fisik yang dapat dilihat dan dirasakan oleh tubuh. Kekerasan fisik menyebabkan hilangnya kesehatan, cedera, bahkan hilangnya nyawa. Kekerasan struktural dilakukan oleh individu atau kelompok yang menggunakan sistem, hukum, ekonomi, dan praktik yang ada di masyarakat. Kekerasan struktural sulit dikenali karena menciptakan kesenjangan dalam sumber daya, pendidikan, pendapatan, intelijen, keadilan, dan kekuasaan dalam pengambilan keputusan. Kekerasan psikis merupakan kekerasan yang ditujukan terhadap spiritual atau jiwa, sehingga dapat menurunkan atau menghilangkan kemampuan mental seseorang. Kekerasan kolektif dilakukan oleh kelompok atau kekuatan atau kelompok individu. Kekerasan dalam masyarakat dapat muncul bersamaan dengan konflik. Selalu ada konflik di masyarakat. Oleh karena itu, Anda harus bisa membedakan antara konflik dan kekerasan. Asep Topan: Texts And Projects Pustaka : Irina Veronica Sepang, S.Pd., M.Pd. 2020. Modul Pengajaran Sosiologi SMA. Jakarta: Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN Suka dengan buku ini? Anda dapat menerbitkan buku Anda online secara gratis dalam hitungan menit! Buat buku flip Anda sendiri Jika sub-unit yang berbeda independen dan memiliki sumber daya yang melimpah, maka aktivitas pembentukan koalisi akan berkurang. Terakhir, pembentukan koalisi akan dipengaruhi oleh tugas aktual yang dilakukan oleh pegawai. Semakin rutin tugas masing-masing kelompok, semakin besar kemungkinan terbentuknya koalisi. Semakin banyak pekerjaan yang dilakukan orang lain, semakin besar pula ketergantungan mereka. Untuk menyeimbangkan ketergantungan ini, mereka perlu membentuk koalisi. Hal ini membantu menjelaskan sejarah serikat pekerja, khususnya di kalangan pekerja berketerampilan rendah. Sebagai anggota koalisi, para pekerja ini akan mampu melakukan negosiasi untuk mendapatkan upah, tunjangan, dan kondisi kerja yang lebih tinggi dibandingkan jika mereka bertindak sendiri. 4. Proses pengambilan keputusan Pengambilan keputusan merupakan hasil atau keluaran dari proses mental atau kognitif yang mengarah pada pemilihan suatu tindakan di antara sejumlah pilihan yang tersedia. Definisi lain dari pengambilan keputusan adalah proses berpikir untuk memulihkan sejumlah alternatif atau pilihan yang paling sesuai dengan nilai atau tujuan individu untuk memperoleh hasil mengenai jawaban mengenai prediksi masa depan. Menurut W.H. Pengambilan keputusan Newman meliputi 4 (empat) langkah/tahap utama: a) Mendiagnosis masalah yang sebenarnya (Correct diagnosis of the problem); b) Pikirkan satu atau lebih solusi yang baik (bayangkan satu atau lebih solusi yang baik); c) Memproyeksikan dan membandingkan hasil dari alternatif-alternatif tersebut; d) Evaluasi rangkaian hasil yang berbeda-beda ini dan pilih tindakan yang perlu dilakukan. Menurut Herbert A. Simon, proses pengambilan keputusan pada hakikatnya terdiri dari tiga langkah utama, yaitu: a) Kegiatan intelijen, yang meliputi pencarian berbagai kondisi lingkungan yang diperlukan untuk pengambilan keputusan. 91 B) Kegiatan desain, tahap ini meliputi pengembangan dan analisis berbagai kemungkinan rangkaian kegiatan. c) Pemilihan kegiatan, pemilihan serangkaian kegiatan tertentu dari antara pilihan-pilihan lain yang tersedia. Menurut Elbing, ada lima langkah dalam proses pengambilan keputusan: a) Mengidentifikasi dan mendiagnosis masalah. b) Mengumpulkan dan menganalisis data yang relevan. c) Mengembangkan dan mengevaluasi alternatif. d) Pilih opsi terbaik. e) Implementasi keputusan dan evaluasi hasil. 5. Tahapan pengambilan keputusan Ada beberapa tahapan dalam proses pengambilan keputusan yang sering digunakan Sebutkan macam macam konflik, kecemasan menurut freud, struktur kepribadian menurut freud, dampak positif konflik sosial, kepribadian menurut freud, agama menurut sigmund freud, teori evolusi menurut darwin, evolusi jerapah menurut darwin, teori perkembangan menurut freud, dampak positif konflik, evolusi menurut charles darwin, psikologi menurut sigmund freud News