September 14, 2024 Apakah Nama Planet Yang Terletak Paling Dekat Dengan Matahari Apakah Nama Planet Yang Terletak Paling Dekat Dengan Matahari – File audio ini didasarkan pada versi artikel ini tertanggal 10 September 2010 (10-09-2010), sehingga isinya tidak mengacu pada versi terbaru. Adalah kumpulan benda langit yang terdiri dari bintang bernama Matahari dan semua benda yang terikat padanya oleh gaya gravitasi. Objek-objek ini termasuk delapan planet yang diketahui memiliki orbit elips, lima planet katai, 290 satelit alam yang teridentifikasi, Apakah Nama Planet Yang Terletak Paling Dekat Dengan Matahari Tata surya terbagi menjadi Matahari, empat planet dalam, sabuk asteroid, empat planet luar, dan di bagian terluar Sabuk Kuiper dan piringan tersebar. Awan Oort diperkirakan berada di wilayah terjauhnya, sekitar seribu kali lebih jauh dari bagian terluarnya. Internasional: Planet Tzu Chi Berdasarkan jaraknya dari Matahari, delapan planet tata surya adalah Merkurius (57,9 juta km), Venus (108 juta km), Bumi (150 juta km), Mars (228 juta km), Jupiter (779 juta km) . , Saturnus (1.430 juta km), Uranus (2.880 juta km) dan Neptunus (4.500 juta km). Empat planet terdalam yaitu Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars merupakan planet kebumian yang tersusun dari batuan dan logam. Sedangkan empat planet terluar merupakan planet raksasa yang ukurannya jauh lebih besar dibandingkan planet kebumian. Dua planet terbesar, yaitu Jupiter dan Saturnus, merupakan raksasa gas yang sebagian besar terdiri dari hidrogen dan helium. Dua planet lainnya, Uranus dan Neptunus, merupakan planet es raksasa yang terbuat dari senyawa dengan titik leleh lebih tinggi dari hidrogen dan helium, yang disebut senyawa mudah menguap, seperti air, amonia, dan metana. Pada pertengahan tahun 2008, lima benda langit diklasifikasikan sebagai planet katai. Orbit planet kerdil, kecuali Ceres, terletak lebih jauh dari Neptunus. Lima planet katai tersebut adalah Ceres (415 juta km di sabuk asteroid; sebelumnya tergolong planet kelima), Pluto (5,906 juta km; sebelumnya tergolong planet kesembilan), Haumea (6,450 juta km) dan Makemake (6,850 juta km) . dan Eris (10.100 juta km). Enam dari delapan planet dan tiga dari lima planet katai dikelilingi oleh satelit alami. Setiap planet terluar dikelilingi oleh cincin planet yang terdiri dari debu dan partikel lainnya. Pada tahun 1734 dan diperbaiki oleh Immanuel Kant (1724-1804) pada tahun 1775. Hipotesis serupa juga dikembangkan oleh Pierre Marquis de Laplace. Menghafal Urutan Nama Planet Dan Penjelasannya Secara mandiri pada tahun 1796. Hipotesis yang lebih dikenal dengan hipotesis Nebula Kant–Laplace ini menyatakan bahwa pada mulanya Tata Surya masih berupa nebula raksasa. Kabut ini terdiri dari debu, es, dan gas yang disebut nebula, dan unsur gasnya sebagian besar adalah hidrogen. Gaya gravitasinya menyebabkan nebula berkontraksi dan berputar ke arah tertentu, suhu nebula meningkat, dan akhirnya menjadi bintang raksasa (Matahari). Matahari raksasa terus berkontraksi dan berputar lebih cepat, dan cincin gas serta es terlempar mengelilingi Matahari. Di bawah pengaruh gaya gravitasi, gas-gas ini mengembun seiring penurunan suhu, membentuk planet dalam dan luar. Laplace berpendapat bahwa orbit planet yang hampir melingkar merupakan konsekuensi dari pembentukannya. Hipotesis planetesimal pertama kali dikemukakan oleh Thomas C. Chamberlin dan Forest R. Moulton pada tahun 1900. Hipotesis planetesimal menyatakan bahwa Tata Surya kita terbentuk karena lewatnya bintang lain yang cukup dekat dengan Matahari pada masa-masa awal terbentuknya Matahari. Kedekatan ini menciptakan tonjolan di permukaan Matahari dan, bersama dengan proses internal di Matahari, berulang kali menarik material dari Matahari. Efek gravitasi bintang menciptakan dua lengan spiral yang memanjang dari Matahari. Meskipun sebagian besar materi akan terdorong mundur, sebagian akan tetap berada di orbit dan mendingin serta mengeras, menjadi objek kecil yang disebut planetesimal dan beberapa objek besar, seperti protoplanet. Benda-benda ini bertabrakan seiring waktu membentuk planet dan bulan, dan material sisanya menjadi komet dan asteroid. Hipotesis pasang surut bintang pertama kali dikemukakan oleh James Jeans pada tahun 1917. Planet-planet diperkirakan terbentuk ketika bintang-bintang lain mendekati Matahari. Situasi hampir tabrakan menyebabkan sejumlah besar materi dari Matahari dan bintang-bintang lain tertarik oleh gaya pasang surut yang saling menguntungkan, yang kemudian memadat menjadi planet-planet. Hipotesis kondensasi awalnya diajukan oleh astronom Belanda G.P. Kuiper (1905-1973) pada tahun 1949. Hipotesis kondensasi menjelaskan bahwa Tata Surya dibentuk oleh bola kabut raksasa yang berputar membentuk piringan raksasa. Rangkuman Planet Tema 9 Hipotesis bintang kembar pertama kali dikemukakan oleh Fred Hoyle (1915-2001) pada tahun 1956. Hipotesis tersebut menyatakan bahwa tata surya kita pada mulanya terdiri dari dua bintang yang ukurannya hampir sama dan letaknya berdekatan, yang salah satunya meledak, meninggalkan a yang kecil. kotoran. Puing-puing tersebut terperangkap oleh gravitasi bintang yang belum meledak dan mulai mengorbit. Teori ini dikemukakan oleh Carl Van Weizsaecker, G.P. Kuipper dan Subrahmanyan Chandarasekar. Menurut teori protoplanet, terdapat awan gas di sekitar Matahari yang membentuk gugusan yang lambat laun berubah menjadi gugus padat. Sepotong kabut gas ini disebut protoplanet. Lima planet yang paling dekat dengan Matahari selain Bumi (Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, dan Saturnus) telah dikenal sejak zaman dahulu karena semuanya dapat dilihat dengan mata telanjang. Banyak negara di dunia mempunyai nama masing-masing untuk setiap planet. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi observasi selama lima abad terakhir telah membawa manusia memahami benda-benda langit di luar tabir mitologi. Galileo Galilei (1564-1642), dengan menggunakan teleskop pembiasannya, mampu membuat mata manusia “menajam” dalam mengamati benda-benda langit yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Nama Nama Planet Dan Urutannya Di Tata Surya Karena teleskop Galileo dapat mengamati dengan lebih tajam, ia dapat melihat berbagai perubahan penampakan Venus, seperti bulan sabit Venus atau bulan purnama Venus, akibat perubahan posisi Venus relatif terhadap Matahari. Alasan Venus mengorbit Matahari juga memperkuat teori heliosentris, artinya Matahari adalah pusat alam semesta, bukan Bumi seperti yang pertama kali dikemukakan oleh Nicolaus Copernicus (1473-1543). Sistem heliosentris adalah Matahari yang dikelilingi Merkurius dan Saturnus. Teleskop Galileo terus disempurnakan oleh ilmuwan lain, seperti Christian Huygens (1629-1695), yang menemukan Titan, satelit Saturnus yang jarak orbit antara Bumi dan Jupiter hampir dua kali lipatnya. Perkembangan teleskop juga dibarengi dengan perkembangan perhitungan gerak benda langit dan hubungan timbal baliknya melalui Johannes Kepler (1571-1630) dengan hukum Kepler. Dan yang paling atas, Sir Isaac Newton (1642-1727) dengan hukum gravitasi. Kedua teori komputasi ini memungkinkan untuk mempelajari lebih lanjut dan menghitung benda langit. Perhitungan yang dilakukan di orbit Uranus menunjukkan bahwa benda langit lain, yang tidak diketahui pada saat itu, mempengaruhi orbit planet tersebut. Dengan menggunakan perhitungan yang sama, para astronom menemukan Neptunus pada tahun 1846. Pengelompokan Planet Berdasarkan Garis Edar Bumi, Apa Saja? Penemuan Neptunus rupanya belum cukup menjelaskan gangguan pada orbit Uranus. Kondisi ini memunculkan hipotesis adanya planet lain yaitu “Planet X” yang belum ditemukan. Pencarian ini mengarah pada penemuan Pluto pada tahun 1930 oleh Clyde Tombaugh. Pada saat ditemukannya Pluto, diketahui bahwa ia merupakan satu-satunya objek kosmik di luar orbit Neptunus. Pada tahun 1978, Charon, bulan terbesar yang mengorbit Pluto, ditemukan. Charon ditemukan dengan menganalisis pelat fotografi yang menunjukkan “benjolan” di sisi Pluto. Para astronom kemudian menemukan sekitar 1.000 objek kecil lainnya di luar Neptunus (disebut objek trans-Neptunus) yang juga mengorbit Matahari. Terdapat sekitar 100.000 objek seperti itu, yang dikenal sebagai Objek Sabuk Kuiper (Sabuk Kuiper merupakan bagian dari objek trans-Neptunus). E Lkpd Kelas 6 Tema 9 Sub Tema 2 Worksheet Puluhan benda langit terletak di objek Sabuk Kuiper, antara lain Quaoar (1.250 km pada Juni 2002), Huya (750 km pada Maret 2000), Sedna (1.800 km pada Maret 2004), Orcus, Vesta, Pallas, Hygiea, Varuna dan 2003 EL61 (1500 km pada Mei 2004). Penemuan EL61 pada tahun 2003 menjadi sensasi karena pada Januari 2005 diketahui objek Sabuk Kuiper ini memiliki satelit, meski ukurannya lebih kecil dari Pluto. Puncaknya adalah penemuan UB 313 (2700 km pada bulan Oktober 2003), dinamai menurut penemuannya Xena. Selain lebih besar dari Pluto, objek ini juga memiliki satelit. Perbandingan relatif massa planet. Jupiter menyumbang 71% dari total dan Saturnus 21%. Merkurius dan Mars, yang jumlahnya kurang dari 0,1%, tidak terlihat pada diagram di atas. Komponen utama Tata Surya adalah Matahari, bintang deret utama G2 yang mengandung 99,86 persen massa sistem dan mendominasi segala sesuatu dengan gaya gravitasinya. Planet Baru Terdeteksi Di Bintang Terdekat Matahari Halaman All Hampir semua benda besar yang mengorbit Matahari berada pada orbit Bumi yang umumnya disebut ekliptika. Semua planet terletak sangat dekat dengan ekliptika, sedangkan komet dan objek Sabuk Kuiper umumnya memiliki sudut yang sangat besar terhadap ekliptika. Planet-planet dan objek Tata Surya juga mengorbit Matahari berlawanan arah jarum jam jika dilihat dari kutub utara Matahari, kecuali Komet Halley. Hukum gerak planet Kepler menyatakan bahwa orbit benda-benda Tata Surya mengelilingi Matahari bergerak berbentuk elips, dengan Matahari sebagai salah satu fokusnya. Benda yang letaknya lebih dekat dengan Matahari (sumbu semi mayor) mempunyai tahun yang lebih pendek. Pada orbit elips, jarak antara benda dan Matahari berubah sepanjang tahun. Jarak terkecil suatu benda dari Matahari disebut perihelion, dan jarak terjauh dari Matahari disebut aphelion. Semua benda di tata surya bergerak lebih cepat pada titik perihelion dan lebih lambat pada titik aphelion. Kita dapat mengatakan bahwa orbit planet hampir berbentuk lingkaran, sedangkan komet, asteroid, dan objek Sabuk Kuiper sebagian besar memiliki orbit berbentuk elips. Untuk menyederhanakan representasi, sebagian besar diagram tata surya menunjukkan jarak antara orbit yang sama. Faktanya, dengan beberapa pengecualian, semakin jauh jarak suatu planet atau sabuk dari Matahari, semakin besar jarak antara objek tersebut dan jalur orbit sebelumnya. Misalnya, Venus berjarak sekitar 0,33 unit astronomi (AU) lebih jauh dari Merkurius Mengenal Sistem Tata Surya , sedangkan Saturnus berjarak 4,3 AU dari Jupiter dan Neptunus berjarak 10,5 AU dari Uranus. Banyak upaya telah dilakukan untuk menentukan korelasi jarak antara orbit-orbit ini (hukum Titus-Bode), namun sejauh ini belum ada teori yang diterima. Hampir semua planet di tata surya juga memiliki sistem sekunder. Kebanyakan dari mereka secara alami mengorbit objek yang disebut satelit. Beberapa dari objek ini berukuran lebih besar dari planet ini. Hampir semua satelit alam terbesar berada pada orbit sinkron, dengan satu sisi satelit menghadap. Planet yang dekat dengan matahari adalah, planet yang paling dekat dengan matahari adalah, urutan planet dari yang terdekat dengan matahari, urutan planet yang paling dekat dengan matahari, planet dekat matahari, planet terdekat dengan matahari, planet yang paling jauh dengan matahari, apakah matahari termasuk planet, planet yang dekat dengan matahari, planet yang paling dekat dengan matahari, planet paling dekat matahari, planet yang paling jauh dari matahari News